Gadis Aceh - ajnn.net |
Terlalu
mainstream jika saya menulis tentang belas kasihan. Namun begitulah apa
yang terjadi di sekitar negeri tercinta ini. Mengapa saya memilih judul
artikel ini dengan kalimat belas kasih karena gadis di Aceh benar-benar sedang “sekarat”
dari berbagai sisi.
Jika
mau berpikir lebih logis, judul ini tidak perlu demikian. Namun di Aceh ini,
jenis kelamin perempuan sering dikambing-hitamkan atas suatu masalah. Kemudian
datang orang ini dan itu membela hak-hak perempuan, akan dikatakan telah
mengadopsi paham barat dan mengabaikan adat ketimuran. Adat mana yang
dilanggar? Dan lagi-lagi, perempuan tetap saja disalahkan jika terjadi suatu
aib terhadap laki-laki.
Contohnya…
Sepasang kekasih ditangkap polisi syariat!
Mulai
dari sini saya menggarisbawahi bahwa gadis di Aceh mesti dikasihani. Kasihan
sekali melihat orang-orang menyalahkan gadis yang dibawa “kabur” pasangannya
dari orang tua, ke bibir pantai atau ke tempat sunyi. Saat ditangkap polisi
syariat atau warga akibat berduaan tanpa ikatan hukum, gadis ini akan
disalahkan.
Marwah
gadis Aceh hilang seketika walaupun yang melakukan akvititas mencoreng nama baik
keluarga ini hanya segelintir saja. Akibatnya, citra buruk terhadap gadis yang
masih berjalan lurus sesuai aturan Islam dan hukum adat dimiringkan beberapa
derajat. Toh, gadis di Aceh sama saja, enak dibawa ke mana suka!
Nama
baik gadis Aceh akan digadaikan begitu saja. Lingkungan menyalahkan gadis yang
“gatal” keluar malam atau ke tempat sunyi dengan laki-laki bukan suaminya.
Padahal, ajakan keluar (dating) tersebut belum tentu semua berasal dari
si gadis. Memang benar si gadis merajuk, sebuah ajakan bisa datang dari si
laki-laki.
Gadis Aceh ditangkap WH - acehshimbun.co.id |
Dosa kaum laki-laki itu lahir dari perempuan yang mengenakan celana
ketat!
Seakan-akan
seorang gadis di Aceh harus dipancung karena celana ketat ini. Tampaknya
penafsiran tersebut terlalu mengada-ngada karena napsu itu dikendalikan oleh
akal sehat bukan celana ketat. Mau ada yang telanjang di depan mata jika
pikiran masih waras tetap saja tak akan berbuat senonoh. Tetapi jika napsu tak
pernah bisa dikendalikan mau berpakaian longgar sekalipun tetap saja yang
dipikirkan adalah selangkangan. Gadis di Aceh punya pola pikir yang logis dalam
hal ini. Dari sekian gadis, hanya segelintir saja yang masih memakai celana
ketat.
Salah
siapa jika ada yang berbuat kesalahan fatal? Belum tentu si gadis yang
mengenakan celana ketat. Laki-laki yang napsunya meletup-letup justru diam saja
dan tertawa lepas karena tidak dijadikan terdakwa. Padahal, perbuatan yang
menimbulkan rasa malu dalam masyarakat dan dosa dalam segi agama itu terjadi
akibat dua orang. Tak mungkin si gadis bercelana ketat bergoyang-goyang
“aduhai” di depan laki-laki. Gadis Aceh masih memegang teguh adat kesopanan
berlebih terhadap tingkah lakunya.
Gadis Aceh bercelana ketat - atjehcyber.com |
Yang dirazia polisi syariat itu tetaplah mereka yang gadis!
Apakah
tidak terlalu naif jika status gadis saja yang kena razia polisi syariat? Memang
bukan kapasitas saya menjabarkan masalah ini tetapi tebang pilih demikian
memperburuk citra Islam di mata dunia. Islam bukanlah Aceh. Hanya saja Aceh “berlebel”
Islam.
Mau
ada razia besar-besaran. Mau ada pemeriksaan sampai ke kolong tempat tidur
tetap saja “rahasia” dapur orang lain tidak boleh dijamah. Karena hal ini,
kasihan sekali nasib gadis Aceh. Kenapa demikian? Karena kaum laki-laki pun
banyak yang melanggar syariat. Perkara Islam (hukum Islam) tidak hanya
berbicara soal pakaian luar semata. Fisik boleh saja menipu tetapi hati tak
pernah ada yang tahu.
Razia WH - acehkita.com |
Faktanya, bahwa gadis Aceh tetap primadona sepanjang masa. Karena apa?
Gadis Aceh sama dengan gadis lainnya!
Gadis
di Aceh tak ubah dengan gadis di manapun ia berada. Tiap waktu melakukan
aktivitas rumah tangga. Gadis di Aceh rata-rata bisa memasak paling tidak
makanan tradisional seperti gulai pliek u atau kue karah.
Gadis Aceh paham hukum Islam!
Atas
dasar apa mengatakan gadis di Aceh awam terhadap Islam? Walaupun aturan
tertulis berjilbab itu dari pemerintah daerah, gadis di Aceh memiliki kesadaran
tersendiri untuk berjilbab sesuai aturan Islam. Gadis Aceh berani berperang
melawan penistaan terhadap Islam dan jilbab. Berani bertaruh untuk ini? Anda
bisa melihat gaungnya jika ke Aceh. Hanya gadis yang sangat “bandel” dan
menyepelekan Islam saja yang mengepakkan rambutnya untuk dicium angin dan tak
dilirik laki-laki.
Gadis Aceh itu dipinang dengan mahar emas!
Marwah
gadis di Aceh tetap terjaga dengan baik. Walaupun sering dianggap “rendah” oleh
kaum laki-laki tetapi gadis Aceh tetap dilamar dengan emas, pesta besar dan
beragam adat-istiadat lain. Tak ada emas jangan berharap bisa meminang seorang
gadis pun di Aceh!
Gadis Aceh tetap tulang rusuk laki-laki!
Biar
laki-laki egois karena mereka berkuasa, tanpa gadis di dalam rumah mereka tetap
saja tong kosong nyaring bunyinya. Gadis Aceh tak pernah meminta imbalan
apa-apa dalam melakukan kegiatan di rumah. Sampai di rumah laki-laki tetap
bertekuk lutut kepada gadis yang dinikahinya. Jika tidak, mau cuci baju atau
masak sendiri?
Dan,
berhentilah menyalahkan gadis Aceh karena ini dan itu. Jika masih melakukan
tindakan ini, janganlah tinggal dengan gadis Aceh dalam sebuah rumah tangga.
Ada yang berani menjamin perkara ini?
12 komentar
Makannya kan disuruh menutup aurat. Kita gak bisa mengontrol orang lain jadi harus kontrol diri sendiri. Kalau gak mau dilecehkan jangan pake baju yang bikin orang pengen godain.
Oiya bukannya laki2 yg pake celana pendek juga kena razia yah? Aku pernah baca di mana gitu.
Halo Juv, semua kembali kepada kesadaran masing-masing. Setiap orang memiliki pola pikir tersendiri dan bagaimana menempatkan diri dalam masyarakat.
Betul, ada razia terhadap laki-laki tetapi tidak semarak terhadap perempuan yang lebih ekstrim. Terima kasih ya telah mampir, semoga bermanfaat. Salam hangat dari Aceh :)
Bai... Aq suka banget tulisanmu yang ini. Terimakasih telah menuliskan opinimu ttg hal ini. Haru membacanya, karena sebagai wanita Aceh, aq sedih melihat kaumku dipandang rendah dan terus disalahkan. Padahal seperti kata kamu, 'jika pikiran sehat, gadis bertelanjang melenggang lenggok pun, tak akan menggoyahkan'ya? :)
Harusnya seimbang memang, jangan hanya mengkambinghitamkan dan mengeneralisasikan gadis Aceh sedemikian, masih banyak kok gadis Aceh yang bermarwah tinggi.
Good job, bro!
Tetap semangat sebagai wanita Aceh kak Alaika. Artikel ini saya tulis karena "geram" dengan kondisi di sekitar. Kok apa-apa jenis kelamin perempuan yang disalahkan, tanpa memalingkan wajah ke belakang bahwa Ibu dan Istrinya juga seorang perempuan.
Salam hangat dari Aceh Kak :)
Aku baca aja lah hahaha
Ak ketawa ajalah Ihan :)
Hiiiii pengen komentar,,,
yuup aku setuju jangan hanya salahkan perempuan, kalo berpakaian ketet ato tdk sesuai syariah wahai para lelaki beriman " tundukkanlah pandangan mu" cukup jelas kan, satu lg menyikapi hukum syaria' di aceh, kenapa pelaku kekerasan sexual tehadap anak tidk jd poin di dalamnya? padahal seperti kasus beberapa waktu lalu di aceh sangat miris, sayangnya saya tdk di sana lg, kalo ada sampai darh penghabisan akan betjuang tuk di hukum, dan lagi perempuan yang diaanggap membawa aib? terus pelakunya?? dan perempuan itu mash anak anak,, cb bayangkan??
Hai Shasa.... senang banget kamu mampir. Apa kabar Jambi?
Begitulah kondisi di lapangan, aturan boleh ketat tetapi jgn smpai menyudutkan satu pihak. Kecuali, sudah tdk saling membutuhkan. Nah ini? Perempuan yang anggap tak benar tp nomor satu dibutuhkan.
Serba salah yaaa jadi gadis di aceh
Betul Mas, begitulah keadaannya :)
Cobalah tinggal di aceh 2 minggu aja.terus jalan2 di waktu malam.baru anda tau seperti apa aceh
Halo Wien, saya di Aceh lho 😀